Contoh Logical Fallacy #3



14. Bandwagon (Argumentum ad numeram) – Percaya bahwa sesuatu itu benar karena mayoritas orang mengikutinya atau itu sesuatu yang populer. Menganggap kebenaran sesuatu karena banyak orang yang melakukannya. Menggunakan ketenaran sebagai dasar argumentasinya, yaitu dengan percaya bahwa sesuatu itu benar karena mayoritas orang mengikutinya atau itu sesuatu yang populer. Cukup sulit dideteksi karena kita memiliki kecenderungan terhadap safety by number (mengikuti yang ramai) dengan menganggap sesuatu yang umum pasti benar.
contoh:
1. Pada abad pertengahan, banyak orang percaya bahwa Bumi itu datar. Hal ini tentunya salah, tetapi dianggap benar karena banyak orang mempercayainya.
2. (A) Kenapa kau pakai pakaian ketat? (B) Ini sedang ngetrend, semua orang juga pakai.
3. Perkembangan Islam saat ini luar biasa. Bahkan, banyak penduduk negara-negara barat yang sebelumnya anti Islam kini mengucapkan syahadat. Ini menjadi bukti bahwa Islam adalah agama yang benar.
Pesatnya perkembangan Islam tidak menjadi bukti bahwa Islam adalah agama yang benar.
4. Kristen dianut oleh 2,2 miliar orang atau 31,50% dari total penduduk dunia. Sementara itu, Islam di posisi kedua dengan jumlah pemeluk 1,6 miliar atau 22,32%. Jelas, Kristen adalah agama yang benar.
Banyaknya penganut Kristen bukanlah bukti bahwa Kristen adalah agama yang benar.
15. Appeal to Authority – Percaya jika suatu otoritas membuat klaim, maka hal itu dinyatakan valid tanpa harus mencari lebih dalam tentang kebenarannya. Condong kepada otoritas, bahwa kebenaran tergantung pada siapa yang menyatakan itu benar.
contoh:
1. Pemerintah negara X menyatakan bahwa virus H5N1 (flu burung) berasal dari lumba-lumba, rakyatnya mempercayai begitu saja tanpa mencari lebih dalam.
2. (A) Kyaiku bilang kelompokku yang paling benar (B) Kalau kata ustazku, kelompokkulah yang paling benar.Contoh 2 : Negara telah menyatakan bahwa kelompok C itu sesat, lalu masyarakat meyakininya tanpa menelaah terlebih dahulu.
16. Composition/Division – Menganggap jika sesuatu berlaku bagi sebagian, maka boleh untuk keseluruhan. Percaya bahwa jika sesuatu berlaku untuk sebagian part dari suatu sistem, maka berlaku juga bagi seluruhnya. Begitu juga sebaliknya.
contoh:
1. Anderson tahu bahwa atom itu tidak kasat mata. Anderson juga tahu bahwa tubuhnya terbuat dari atom. Maka dari itu, Anderson percaya bahwa dirinya tidak kasat mata.
2. Tanah semakin kuat jika dibakar. B yakin ia terbuat dari tanah. B kemudian yakin jika dirinya dibakar, ia akan semakin kuat.
Fallacy ini merupakan kesalahan dalam berpikir induktif.
17. No True Scotsman – Menyatakan bahwa jika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan klaim, maka contoh tersebut bukanlah “contoh asli”. Penalaran dengan membuat syarat, jika tidak memenuhi syarat tersebut maka dianggap bukan bagiannya, padahal syarat itu ditentukan sesuka hati.
contoh:
1. A: “Semua siswa kelas X-6 bisa menendang bola dari jarak 100 meter dan tepat sasaran ke tiang gawang.”
B: “Aku siswa kelas X-6 tetapi aku tidak bisa melakukan itu.”
A: “Kamu bukan siswa kelas X-6 sejati.”
2. (B) Sebagai seorang muslim, kita harus memerangi kafir (J) Saya muslim, tapi saya fikir muslim harus bersahabat dengan kafir karena bla bla… (B) Berarti kau bukan muslim.
18. Genetic – Menjudge sesuatu itu baik atau buruk berdasarkan asal pernyataan itu/siapa yang menyatakannya.
contoh:
1. Politisi partai X terkena skandal korupsi. Politisi tersebut menghimbau kepada masyarakat agar tidak percaya apa yang dikatakan media karena media tidak bisa dipercaya dan bukannya membuktikan bahwa tuduhan tersebut tidak benar.
2. Kalo yang bilang itu Kyai X ya sudah jelas baik dan benar lah.
Kiyai pun bisa salah dan tidak menguasai berbagai hal. Menempatkan segala hal yang dikatakan oleh seseorang tertentu sebagai kebenaran merupakan sebuah kesalahan berpikir.
19. Black-or-White – Membatasi hanya dua pilihan sedangkan seharusnya ada banyak pilihan yang mungkin. Menganggap pilihan hanya ada dua dan itu berkebalikan. Argumentasinya bersifat memberikan dua alternatif pilihan saja padahal sebenarnya ada pilihan lain.
contoh:
1. Seseorang yang tidak mendukung partai X yang berbasis nasionalis dinyatakan sebagai “musuh” negara karena tidak nasionalis.
2. Kalau kau tidak mau membenci syiah berarti kau bagian dari syiah
3. Kamu banyak berteori, kamu pasti nggak bisa praktek.
Padahal banyak berteori bukan berarti nggak bisa praktek. Banyak orang yang pandai berteori dan pandai praktek, dan ada pekerjaan-pekerjaan tertentu yang membutuhkan keakuratan teori dan penguasaan praktek yang tinggi. Artinya teori dan praktek bukanlah hal yang berlawanan. Logical fallacy lah yang menjadikannya seakan-akan berlawanan.
20. Begging the Question – Argumen berputar-putar yang kesimpulannya sudah ada di premis awal. Menggunakan argumen yang terkandung dalam premis yang diberikan.
contoh:
1. Sesuatu yang tidak melanggar hukum pastinya tidak bisa dikenakan pasal hukum yang berlaku.
2. Bodoh betul penulis buku ini. Nulis buku kok judulnya “Kehidupan Orang-orang Bodoh”.
Menulis buku tentang kehidupan orang-orang bodoh belum tentu merupakan suatu kebodohan. Bisa jadi malah merupakan sebuah kejeniusan. Bodoh tidaknya penulis buku tersebut tidak ditentukan dari tema bukunya melainkan dari kualitas tulisannya yang terkandung dalam isi buku.
21. Appeal to Nature – Menganggap bahwa segala sesuatu yang “natural” itu baik/valid.
contoh:
Jim diberi dua pilihan untuk mengikuti pengobatan dokter atau pengobatan alternatif yang obatnya dari bahan-bahan alami. Tanpa menimbang terlebih dahulu Jim memilih opsi pengobatan alternatif karena dia menganggap bahwa segala yang natural itu baik.

22. Anecdotal – Menggunakan pengalaman pribadi sebagai argumen yang valid tanpa disertai argumen-argumen masuk akal lain yang menunjang. Mengabaikan data yang sedemikian banyak dan hanya berpedoman pada kasus tertentu. Menggunakan pengalaman pribadi atau suatu kasus khusus bukannya menggunakan argumen atau bukti yang teruji secara ilmiah. Fallacy ini biasanya digunakan untuk membantah data statistik.
contoh:
1. Ketika Stella dan Anderson berdebat mengenai bahaya rokok, Anderson berkata bahwa ada tetangganya yang perokok tetapi bisa hidup sampai 70 tahun. Maka dari itu, Anderson berkesimpulan bahwa merokok tidak berbahaya.
2. (A) Kota Z ditetapkan sebagai kota paling islami se dunia (B) Halah, apanya wong saya pas kesana kemarin juga kecopetan.
3. Kakekku merokok setiap hari dan umurnya mencapai 90 tahun. Jangan percaya dengan omongan dokter! Dalam realitanya, dimungkinkan ada sampel yang keluar dari keumuman data. Salah satunya adalah kakeknya.

23. The Texas Sharpshooter – Memilih data-data yang sesuai dengan argumen awal kita tanpa memperhatikan data-data yang lain, sehingga yang diperoleh data yang bias.
contoh:
1. Seorang pengusaha sudah gagal berkali-kali dalam merintis usahanya. Tetapi, hanya cerita tentang kesuksesan usahanya yang diberi tahu ke masyarakat sehingga masyarakat berpikir bahwa dia adalah seorang pengusaha yang selalu sukses.
2. Seseorang muallaf bercerita tentang mimpi yang ditemui sebelumnya, kemudian ia bersyahadat, (padahal di luar itu ada tekanan dari sahabat, keluarga dll agar ia memilih jadi muallaf, namun itu tidak disebutkan)
3. Calon gubernur A didukung oleh mayoritas warga Kota X karena kebijakannya yang telah mampu memberantas lokalisasi. Berdasarkan data yang dihimpun dari masyarakat sekitar lokalisasi, 88% responden memilih calon Gubernur A.
Pernyataan di atas mengandung fallacy karena data yang disajikan tidak memenuhi syarat untuk dijadikan landasan dalam pengambilan kesimpulan bahwa calon gubernur A didukung oleh mayoritas warga kota X. Ini disebabkan karena data yang disajikan hanya data dari responden yang berasal dari masyarakat di sekitar lokalisasi saja. Semestinya disajikan dari data yang berasal dari data penduduk Kota X secara sampling yang benar.

 24. Middle Ground/Argumentum ad Temperentatum – Menganggap bahwa “jalan tengah” dari dua paham yang bertentangan selalu benar. Menganggap bahwa setiap titik tengah dari perbedaan pendapat adalah kebenaran. Menyatakan bahwa pandangan pertengahan adalah sesuatu yang benar tanpa peduli nilai-nilai lainnya. Serta juga menganggap jalan tengah sebagai pertanda kekuatan suatu posisi. Meskipun dapat menjadi nasihat yang bagus, namun kesesatannya disebabkan karena ia tak punya dasar yang kuat dalam argumen karena selalu berpatokan bahwa jalan tengah adalah yang benar. Penggunaannya kadang dengan membuat-buat posisi lain sebagai posisi yang ekstrim.
contoh:
1. Vicky berkata bahwa vaksin menyebabkan autisme. Temannya Phil membuktikan secara sains bahwa itu tidak benar. Vicky lalu berkompromi bahwa mungkin vaksin menyebabkan autisme bagi sebagian kasus, bukan semua kasus.
2. Obat herbal ini dapat menyembuhkan berbagai penyakit kecuali mati, (X) Bohong, makanan kayak gitu gak ada pengaruh bagi kesehatan, (B) owh, berarti obat itu hanya menyembuhkan sebagian penyakit.
3. Budi mengatakan kepada Ratih, “Daripada kamu bersama Rudi yang terlalu ganteng dan playboy, atau bersama Bejo yang jelek dan cupu, mendingan kamu sama aku saja yang tengah-tengah, nggak playboy, jelek-jelek amat, dan nggak cupu.”
Argumen nilai tengah nggak playboy, nggak jelek-jelak amat, dan nggak cupu bukanlah alasan yang tepat untuk menyatakan bahwa Budi lebih baik daripada dua teman lainnya yang dibandingkan, dan juga bukan merupakan alasan yang benar untuk dijadikan sebagai landasan bagi Ratih untuk memilih Budi. Pernyataan Budi tak lebih dari sebuah rayuan pengalihan fokus bagi Ratih agar mau menjadi kekasihnya, bukan merupakan nasehat yang didasari oleh pola pikir yang benar.

25. Masked Man, yakni seakan kita mengetahui banyak perihal sesuatu padahal ada sisi lain yang tidak kita tahu.Contoh, si A tersangka terorisme, (B) Tidak mungkin!, ia orangbaik, rajin beribadah, suka membantu sesama, bla bla bla.
Dalam contoh tersebut, si (B) telah melakukan Logical Fallacy

26. Guilt by Association, Melakukan generalisir terhadap sesuatu hal yang pada dasarnya tidak berkaitan. Dikenal juga dengan Hasty of Generalization (penggeneralisiran yang terburu-buru). Argumennya menyamakan seseorang dengan orang lain yang berpendapat sama. Pola fallacy ini adalah sebagai berikut:

Contoh 1, si A mendapat tawaran beasiswa di Amerika, (B) Pasti itubeasiswa untuk mencetak antek asing, beasiswa zionis, dsb, dsb.
Contoh 2, si A muslim taat, dan memiliki pandangan toleran, si X muslim begajulan, dan memiliki pandangan toleran pula. Si B menyimpulkan bahwa yang hobi toleransi adalah muslim begajulan karena melihat profi si X, (si A disamakan dengan si X)
Contoh 3, Mayoritas teroris beragama Islam, kesimpulannya Islam mengajarkan terorisme.

Contoh 4,
A menyatakan sebuah argumen.
B menyatakan argumen yang sama, sedangkan B melakukannya secara konyol, bodoh, atau ngawur.
C memandang bahwa A juga sama-sama termasuk orang yang seperti sifat B.
Contoh 5,
A melarang mencela pemerintah.
B melarang mencela pemerintah, sekaligus secara konyol dan lebay memuji-muji pemerintah secara berlebihan karena sosok idolanya memimpin pemerintahan.
C memandang A juga konyol dan lebay karena mempunyai pemikiran yang sama dengan B, yaitu melarang mencela pemerintah.
Dalam hal ini C melakukan fallacy.

27. Fallacy of Fallacy, adalah kesimpulan mengambil kesimpulan yang salah dari penalaran yang salah pula.Contoh : 1. Mayoritas teroris yang ditangkap beragama Islam, berarti Islam adalah agama teroris. (Ini fallacy pertama) Kalau begitu, agama selain Islam bukan agam teroris (ini fallacy kedua, atau fallacy of fallacy)
28. Argumentum Ad Verecundiam, yakni meyakini kebenaran berdasar orang di balik argumen, hampir mirip ad hominem
Contoh : Ulama A, B, C, D telah memfatwakan seperti ini, kamu kok berfikir berbeda, saya jelas lebih percaya mereka daripada kamu yang lulus kuliah saja belum.

Tidak ada komentar

GENERASI GO-BLOG. Diberdayakan oleh Blogger.